WahanaNews.co, Jakarta - Sedikit inovasi dalam sejarah finansial yang punya dampak sebesar Bitcoin. Tanpa institusi, tanpa negara, dan tanpa sosok jelas yang memimpinnya, teknologi ini mampu mengubah cara orang memahami nilai dan transaksi digital.
Ketika Bitcoin mulai diperkenalkan, sebagian orang masih kesulitan memahami konsep aset digital itu sendiri. Wajar, karena pada masa itu pengetahuan dasar seperti kripto adalah mata uang digital yang belum dikenal luas. Dari sinilah banyak orang mulai mempelajari hubungan antara kriptografi, keamanan data, dan ide tentang uang baru yang tidak dikendalikan satu pihak.
Baca Juga:
Panduan Strategi Trading Zerebro di Indonesia
Yang membuat Bitcoin semakin menarik adalah kisah kelahirannya yang misterius. Ia tidak datang dari perusahaan besar, melainkan dari seseorang atau sekelompok orang yang memakai nama samaran Satoshi Nakamoto. Misteri ini menambah rasa ingin tahu, terutama ketika Bitcoin mulai menunjukkan potensi besar sebagai alternatif sistem finansial tradisional.
Untuk memahami bagaimana Bitcoin bisa menjadi aset digital terbesar, kita perlu menelusuri perjalanan awalnya. Perjalanan yang dimulai dari sebuah ide sederhana, hingga akhirnya melahirkan revolusi dalam cara orang bertransaksi dan menyimpan nilai.
Awal Kemunculan Gagasan Bitcoin
Baca Juga:
Mengenal Dasar Aset Crypto, Pengertian, dan Jenisnya
Bitcoin lahir dari keresahan terhadap sistem keuangan yang sangat bergantung pada lembaga pusat. Krisis finansial 2008 memperlihatkan betapa rentannya sistem yang dikendalikan satu pihak, sehingga muncul kebutuhan akan mekanisme yang lebih transparan dan terbuka.
Menjawab kegelisahan itu, Satoshi merilis whitepaper berjudul Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System. Dalam dokumen tersebut, ia menawarkan sebuah sistem pembayaran elektronik yang memungkinkan dua orang bertukar nilai secara langsung tanpa bank atau pihak ketiga lainnya.
Dari sinilah gagasan besar tentang desentralisasi mulai dikenal lebih luas.