Deny optimis, jika Indonesia sudah memiliki KA Cepat, dan merupakan yang pertama di Asia Tenggara, maka dunia akan melirik Indonesia sebagai negara yang adaptif terhadap teknologi.
Untuk membangun KA Cepat, kata Deny, butuh keberanian tingkat tinggi.
Baca Juga:
Hasil Diversi dan Litmas, Polsek Siantar Martoba Tetap Tahan Anak Pencuri Besi Pentol Kereta Api
Deny juga mengungkapkan, bagi Presiden Jokowi, semakin cepat infrastruktur dibangun maka berbagai biaya untuk menggeliatkan ekonomi bisa ditekan.
Kalau sudah begini, orang akan tertarik dengan Indonesia. Nilai triliunan akan kecil artinya, dibanding multiplier effect yang ditimbulkannya.
Deny memaparkan, kenapa Indonesia lebih tertarik kerjasama dengan China ketimbang Jepang.
Baca Juga:
Kereta Cepat Hampir Batal, Luhut Jadi Penyelamat!
“Jepang memang murah, tapi mereka minta jaminan. Jepang juga tak mau transfer teknologi, maunya Indonesia tinggal pakai, padahal ke depannya Indonesia ingin bisa membuat kereta cepat sendiri,” paparnya.
Sedangkan China sebaliknya. Menurut Deny, China tak masalah dengan transfer teknologi, karena mereka selalu memperbaharui teknologinya.
“Proposal mereka juga yang terbaik. Proposal yang bagus pasti akan diterima,” pungkasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.