Sepanjang 2024, strategi ini menyumbang 5,80 TWh terhadap pertumbuhan penjualan.
Sementara itu, strategi ekstensifikasi difokuskan untuk menciptakan demand baru melalui sektor pertanian dan peternakan (electrifying agriculture), kelautan (electrifying marine), percepatan dedieselisasi, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Baca Juga:
Formula E 2025 Berjalan Lancar, PLN Tuai Pujian atas Keandalan Pasokan Listrik
Inisiatif ini tak hanya memperluas jangkauan layanan PLN, tetapi juga mendorong konsumsi listrik di sektor potensial.
“PLN terus menjangkau ceruk pasar baru dan mendorong lebih banyak masyarakat beralih ke listrik PLN. Hasilnya, dengan ekstensifikasi ini memberikan kontribusi ke pertumbuhan penjualan sebesar 2,60 TWh,” jelas Darmawan.
Lebih lanjut, Darmawan menyampaikan bahwa keberhasilan ini juga didorong oleh transformasi besar yang dilakukan PLN sejak 2020.
Baca Juga:
PLN Cetak Kemajuan Lewat Digitalisasi, Gangguan Listrik Menurun Tajam
Melalui inisiatif Transformasi 2.0 berbasis Moonshot Thinking, PLN terus berkembang menjadi perusahaan yang adaptif, inovatif, responsif terhadap kebutuhan pasar, dan berorientasi penuh pada pelanggan.
"Langkah transformasi yang kami lakukan bukan sekadar memperbaiki sistem kerja, tetapi juga mengubah cara pandang PLN sebagai penyedia energi masa depan. Melalui digitalisasi layanan pelanggan serta pendekatan pemasaran yang adaptif dan inovatif, PLN mampu menjaga daya saing di tengah dinamika industri," kata Darmawan.
Selain realiasasi penjualan yang mencapai 306,22 TWh, PLN juga berhasil mencatatkan penambahan jumlah pelanggan sebesar 3,72 juta atau naik sebesar 5,88% dibandingkan tahun 2023.