WahanaNews.co | Bank Indonesia (BI) melakukan survei Konsumen pada April 2022.
Hasil survei mengindikasikan masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 5 juta lebih memilih untuk menabung dibandingkan untuk berbelanja konsumsi atau membayar cicilan pinjaman.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Hal tersebut terlihat dari peningkatan proporsi pengeluaran responden survei secara bulanan, di mana pada April 2022 sebanyak 19,3 persen responden dengan penghasilan di atas Rp5 juta memilih untuk menyimpan uang.
Jumlah tersebut tumbuh 3,1 persen dibandingkan dengan Maret 2022 yang berada pada posisi 16,2 persen.
Sementara itu untuk membayar cicilan pinjaman dan konsumsi, untuk masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 5 juta, tercatat proporsinya sebesar 12,6 persen dan 68,1 persen.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Secara bulanan jumlah tersebut turun 2,8 persen dan 0,3 persen dibandingkan dengan Maret 2022.
Dari survei tersebut diketahui juga bahwa masyarakat dengan penghasilan diatas Rp 5 juta menjadi masyarakat dengan proporsi tertinggi yang mengeluarkan uang untuk menabung dibandingkan dengan masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta.
Selain Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada April 2022 juga mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1 April 2022 sebesar 113,1, meningkat dari 111,0 pada bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan secara spasial, kenaikan IKK terjadi di sebagian besar kota cakupan survei, terbesar di kota Bandar Lampung, diikuti kota Samarinda dan Denpasar.
“Keyakinan konsumen pada April 2022 yang meningkat didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini,” kata Erwin dalam siaran.
Peningkatan tersebut berkaitan dengan persepsi terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods) yang meningkat.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap berada di level optimis (indeks >100) meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan. [tum]