Lebih lanjut, Thailand melalui RAOT sangat concern terhadap diversifikasi produk hilirnya dan mengandalkan R&D dalam pengembangannya. Beberapa produk diversifikasi berbasis lateks yang dikembangkan, di antaranya seperti boneka manekin, bantal karet, mainan anak, dan suvenir berbasis karet, serta pistol karet untuk pelatihan militer.
Selain itu, RAOT juga concern terhadap R&D dari sisi on farm, di antaranya dengan penggunaan bioteknologi dalam menemukan klon unggul, melakukan metode penyadapan yang efisien seperti low tapping frequencies dan high panel. Dengan dukungan RAOT, Petani karet di Thailand dapat menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) secara baik.
Baca Juga:
Upacara Bendera HUT RI Kemenko Perekonomian, Kobarkan Semangat Perjuangan untuk Kemajuan Perekonomian Bangsa
Pada kesempatan tersebut, Deputi Dida juga mengungkapkan bahwa salah satu lesson learned dari Thailand terkait perkembangan isu karet terkini yakni adanya kesiapan Thailand dalam menghadapi EUDR mengingat para petaninya telah teregister dengan baik. Pasar karet di Thailand juga dibedakan antara Pasar EUDR dan Pasar Non-EUDR.
Sebagai negara yang paling siap menghadapi EUDR, Thailand memperoleh harga premium karet yang tinggi. Thailand juga membuat pasar spot dengan bekerja sama untuk memasok perusahaan ban ternama seperti Goodyear dan Michelin. Selanjutnya, Thailand juga sudah mulai menerapkan penggunaan drone, IoT, dan Machine Learning untuk diaplikasikan pada perkebunan karetnya. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Jumat (19/7).
[Redaktur: JP Sianturi]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.