Salah satunya sosialisasi langsung kepada masyarakat akan pentingnya energi bersih, pengetahuan, kesadaran dan juga pelibatan diri untuk masa depan yang lebih baik.
Pada akhirnya diharapkan masyarakat yang akan mendukung strategi pengembangan EBT, menciptakan pasar-pasar energi baru melalui hubungan dengan kementerian atau lembaga, mengembangkan biofuel dan green fuel, mengembangkan pengadaan PLTS EBT dengan harga yang kompetitif, merevisi peraturan dan perundang-undangan untuk mendukung pengembangan EBT, hingga pendorongan co-firing (subtitusi batubara dengan biomassa pada pembangkit).
Baca Juga:
PLN Pasok Energi Hijau pada Peringatan HUT ke-79 Pertambangan dan Energi
Perlu usaha lebih dari pemerintah dalam merangkul, melibatkan, bekerja sama serta berkoordinasi dengan lembaga-lembaga, badan usaha, industri yang menangani pengembangan EBT sehingga EBT dapat diterima.
Indonesia juga perlu untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang perlu digalakkan agar sumber daya dalam negeri bisa digunakan sebagai bahan dasar listrik tenaga surya. Jika bisa diproduksi dalam negeri, harga biaya investasi pembangkit listrik tenaga surya akan dapat menurun dan menurunkan juga nilai biaya pembangkitan listrik.
Kita tunggu komitmen bersama elemen bangsa sehingga listrik EBT yang murah dan terjangkau sebagai harapan masa depan tak hanya sebatas wacana. [qnt]
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Pemanfaatan Hidrogen dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Artikel ini sudah dimuat di kumparan.com
kumparan.com/nadya-chairunnisa-ramadhani/transisi-energi-indonesia-sebuah-keniscayaan-masa-depan-1wUyWonJcDh/full
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.