WahanaNews.co, Jakarta - Lebih dari 100 warga Inggris dievakuasi dari Gaza dan pemerintah berharap lebih banyak lagi warganya yang bisa pulang, kata Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden pada Minggu, seraya menyerukan pembukaan kembali perbatasan Gaza-Mesir di Rafah.
Perbatasan Rafah dibuka pada tiga hari pertama pekan ini setelah perjanjian yang ditengahi Qatar untuk memastikan para pemegang paspor asing, tanggungan mereka dan sebagian warga Gaza yang terluka bisa keluar dari kantong Palestina tersebut.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
"Lebih dari 100 warga Inggris bisa menyeberang dari Gaza ke Mesir melalui perbatasan Rafah. Mengecewakan sekali perbatasan itu ditutup kembali kemarin," kata Dowden kepada BBC.
"Kami terlibat sangat erat dan berharap perbatasan dapat dibuka lagi hari ini sehingga warga Inggris lainnya bisa keluar," tambah dia.
Inggris menyerukan jeda kemanusiaan atas bombardemen Israel di Gaza namun tidak meminta gencatan senjata penuh, dengan alasan Israel berhak melindungi diri setelah Hamas menyerang mereka bulan lalu yang merupakan serangan paling mematikan atas kaum Yahudi sejak Holocaust.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Paling sedikit 12 warga Inggris tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Dowden mengatakan masih ada tiga warga Inggris yang belum diketahui keberadaannya dan apakah mereka ditahan sebagai sandera.
Ketika ditanya mengenai pernyataan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman yang menyatakan protes pro-Palestina di London sebagai "pawai kebencian", Dowden mengatakan ada ujaran kebencian dalam beberapa slogan yang diteriakkan, terutama yang dapat diartikan sebagai menyangkal hak keberadaan Israel.
"Mereka yang mengikuti unjuk rasa itu perlu bertanya kepada diri sendiri: apakah mereka tak sadar berdiri di samping orang-orang yang menyebarkan kebencian," kata dia.