"Para penyelamat menggunakan tali dan sekop untuk mencapai
mulut terowongan. Mereka menggali puing-puing proyek untuk memasuki terowongan.
Mereka belum bisa berhubungan dengan orang-orang yang terdampar, "kata Ketua
Menteri Trivendra Singh Rawat, pejabat di Uttarakhand.
Wilayah Himalaya memiliki rangkaian proyek pembangkit
listrik tenaga air di beberapa sungai dan anak sungainya. Rawat mengatakan
pihak berwenang masih bisa menyelamatkan unit daya lainnya di hilir karena
tindakan tepat waktu yang diambil sebelum banjir melanda.
Baca Juga:
Diguyur Hujan, Bangunan Warga di Duren Sawit Jaktim Diterjang Longsor
Banjir juga merusak rumah-rumah, namun belum diketahui
secara rinci berapa jumlah rumah warga yang rusak dan total warga yang terluka,
hilang atau tewas.
"Semuanya dimulai sekitar jam 10 pagi. Kami mendengar
ledakan, yang mengguncang desa kami," kata Dinesh Negi, seorang penduduk desa
Raini, kepada AP melalui saluran telepon.
Dia menjelaskan bahwa warga di desanya menyaksikan limpahan
gletser dari ketinggian di atas salah satu sungai hingga semua sungai berubah
menjadi berlumpur dan bergelombang.
Baca Juga:
BPBD Kabupaten Solok Konfirmasi 15 Orang Tewas Akibat Longsor Eks Tambang Emas
Ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa pemanasan global
berkontribusi pada pencairan dan pecahnya gletser dunia.
Anjal Prakash, direktur penelitian dan asisten profesor di
Indian School of Business yang telah berkontribusi pada penelitian pemanasan
global, mengatakan bahwa sementara data tentang penyebab bencana belum
tersedia, fenomena gletser ini terlihat sangat mirip dengan perubahan iklim.
"Gletser mencair
karena pemanasan global," katanya.