WahanaNews.co | Rutami tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Air matanya pun tak bisa ditahannya ketika menceritakan kondisi anaknya, M Raga Prayuda (22), yang kini masih bertahan di pabrik plastik milik warga Yordania di Chernihiv, Ukraina.
Baca Juga:
539 WNI Terlibat dalam Sindikat Judi Online Ilegal di Filipina
Dia membawa foto anaknya saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Binjai Command Center (BCC), Balai Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut), pada Senin (7/3/2022) siang.
"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih," katanya, sambil menangis sesenggukan dan mengusap air mata dengan kain kerudungnya.
Rutami mengatakan, anaknya itu sudah bekerja di Ukraina sejak 2019.
Baca Juga:
Pemerintah Himbau WNI Tidak Lakukan Perjalanan ke Timur Tengah
Selama perang terjadi, dia intens berkomunikasi dengan anaknya melalui WhatsApp call.
Dia juga mengingatkan anaknya untuk tidak mengunggah video kondisinya di Ukraina di Facebook, namun ditolak permintaan itu.
"Saya bilang, jangan di-Facebook-kan, nanti kau diejek, dia bilang, enggak apa-apa Mak. Biar orang tahu penderitaan kami di sini. Itu hancur perasaan kami. Berarti anak saya di sana menderita, dia anak baik Pak. Saya enggak punya harta selain dia," katanya.
Sementara itu, Ayi Rodiah, istri Iskandar, warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di pabrik bersama M Raga Prayuda, mengatakan, dia bisa berkomunikasi dengan suaminya setiap saat melalui aplikasi WhatsApp video call, setengah jam sekali.
Dia mengaku sangat khawatir dengan kondisi suaminya yang bekerja di Ukraina sejak 2018 dan pada 2019 membawa serta anak laki-lakinya ikut bekerja di sana.
Dijelaskannya, awal mula suaminya bekerja di Ukraina karena diajak bosnya yang sudah saling kenal sejak bekerja di Malaysia.
Sebelum ke Ukraina, suaminya juga bekerja di Yordania, negara asal bosnya.
Suaminya sempat pulang pada April 2021 saat ada keluarga yang menikah.
Selain suaminya, ada juga delapan orang lainnya.
Total ada enam orang warga Kota Binjai dan tiga orang warga Kabupaten Langkat.
Dia berharap agar cepat ada langkah evakuasi karena kondisi di Ukraina, khususnya di dekat pabrik plastik tempat suaminya bekerja semakin tidak aman.
Sebab, suara ledakan sudah sangat dekat dengan bunker yang selama ini menjadi tempat bersembunyi 9 orang WNI dan 2 warga Nepal.
"Harapan saya supaya segera evakuasi. Alhamdulillah mereka di sana tidak diam juga dan sekarang pemerintah juga sudah sangat berupaya mengevakuasi, berdoa semoga lancar," katanya.
Untuk diketahui, telekonferensi tersebut difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Binjai di Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, pada Senin (7/3/2022) siang.
Hadir dalam kesempatan itu mewakili pihak Pemkot Binjai, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kota Binjai, Hamdani Hasibuan, dan keluarga dari WNI yang berada di Ukraina.
Kemudian Duta Besar RI untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra; perwakilan Kementerian Luar Negeri yang bertugas untuk mengurus evakuasi WNI di Ukraina, Lucky W, Judha Nugraha, serta mantan Dubes RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi. [gun]