Yang membedakan dengan "Taliban lama" adalah kelompok
baru ini berasal dari unsur yang beragam, tak hanya "sisa-sisa laskar Taliban".
Mereka merekrut sekutu secara nasional.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
Dengan demikian, mereka menerima siapa saja yang
memiliki pandangan sama terhadap pasukan pendudukan, pemerintah Kabul, dan
mematuhi aturan yang telah ditetapkan, tanpa memandang etnis dan suku, tak
harus etnis Pashtun.
Karena itu, anggota "neo-Taliban" ini berasal dari
grup-grup lokal, partai-partai politik, grup-grup jihad, komponen-komponen suku
berbeda-beda.
Maka, Thomas Ruttig (2010) menyebut, "secara organisasi,
Taliban adalah jaringan dari jaringan."
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
Dalam rumusan lain, dapat dikatakan, "neo-Taliban"
tidak lain adalah gerakan monolitik dan bersatu.
Mereka bukanlah kelompok yang bersatu dengan satu visi
untuk Afghanistan, tidak seperti Taliban tahun 1990-an.
Strategi perjuangan "neo-Taliban" pun meninggalkan
strategi lama yang hanya mengandalkan pada kekuatan senjata.