“Terkadang saya bertanya pada diri sendiri mengapa saya bertahan. Terkadang saya berharap saya mati bersama yang lain, jadi saya akhirnya bisa meninggalkan Gaza. Kematian adalah satu-satunya jalan keluar," ujarnya.
Korban lain, Mohammad (36), kehilangan putranya karena pengeboman pada hari pertama perang 11 hari antara Palestina dan Israel.
Baca Juga:
Perkumpulan Tahanan Palestina: 61 Jurnalis Ditahan di Penjara Israel Sejak Agresi
“Saya sedang berada di luar rumah bersama putra saya, ketika sebuah rudal menghantam mobil yang berjarak kurang dari satu meter dari kami. Saya tidak ingat persis urutannya, tetapi kemudian saya melihat kaki saya benar-benar terluka," kata Mohammed.
“Ketika saya melihat ke samping, anak saya tidak bangun. Perutnya terbuka, dan kedua tangannya hilang. Aku mulai berteriak. Istri saya dan dua anak perempuan saya ada di rumah dan berlari. Mereka juga berteriak. Ada begitu banyak orang terluka di sekitar kami dan tidak ada ambulans yang terlihat,” jelasnya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.