Dilaporkan oleh The Jerusalem Post, Israel menyangkal bahwa gerakan boikot akan merugikan mereka.
Sebaliknya, mereka menyatakan bahwa itu hanya akan "menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya."
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Brookings Institution, sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), menyatakan bahwa gerakan BDS tidak akan secara signifikan mempengaruhi ekonomi Israel.
Hal ini disebabkan sekitar 40 persen dari ekspor Israel terdiri dari barang "intermediet" atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di lokasi lain, seperti semikonduktor.
Lebih lanjut, sekitar 50 persen dari ekspor Israel merupakan barang "diferensiasi" atau produk yang tidak dapat digantikan, seperti chip komputer khusus.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Meskipun demikian, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ekspor barang "intermediet" mengalami penurunan signifikan dari tahun 2014 hingga 2016, mengakibatkan kerugian sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.