WahanaNews.co, Jakarta - Pada Selasa (28/5/2024), Spanyol, Norwegia, dan Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina. Mereka bergabung dengan lebih dari 140 negara lainnya dalam langkah yang dikritik tajam oleh Israel.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, meminta masyarakat internasional untuk berupaya mencari solusi dua negara.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Ia memuji Otoritas Palestina karena berupaya melakukan reformasi dan menyalahkan pemerintah Israel karena “tidak menunjukkan tanda-tanda keterlibatan konstruktif.”
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, pada hari Selasa (28/5/2024) menyatakan bahwa pengakuan negara Palestina bertujuan untuk “berkontribusi pada tercapainya perdamaian antara Israel dan Palestina.”
“Ini adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan apa yang kita semua akui sebagai satu-satunya kemungkinan untuk mencapai masa depan perdamaian, yaitu negara Palestina yang hidup berdampingan dengan negara Israel dalam perdamaian dan keamanan,” kata Sánchez.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Spanyol, Norwegia, dan Irlandia pertama kali mengumumkan niat mereka untuk mengakui negara Palestina pada pekan sebelumnya.
Israel merespons dengan menyebut langkah ini sebagai hadiah untuk Hamas dan memprotesnya dengan menarik duta besarnya dari ketiga negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada hari Selasa menambahkan bahwa pemerintah Spanyol “terlibat dalam menghasut genosida terhadap orang-orang Yahudi dan kejahatan perang."
Sánchez menegaskan bahwa keputusan mengakui negara Palestina “mencerminkan penolakan absolut kami terhadap Hamas, organisasi teroris yang menentang solusi dua negara.”
Ia juga menyatakan bahwa langkah ini “tidak merugikan siapa pun, terutama tidak merugikan Israel.”
Sánchez menambahkan bahwa sikap Spanyol adalah mendukung perbatasan tahun 1967, kecuali ada perubahan yang disetujui oleh Israel dan Palestina, serta negara Palestina yang fungsional yang mencakup Tepi Barat dan Gaza yang dihubungkan oleh suatu koridor, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]