Tradisi ini kemudian berkembang menjadi kebiasaan tetap dalam jadwal pemilihan Amerika Serikat.
Momen awal bulan November dianggap sebagai waktu yang paling sesuai untuk penyelenggaraan pemilihan umum karena pada saat ini panen telah selesai, sementara kondisi cuaca masih relatif sejuk.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Mengadakan pemilu selama dua hari dianggap tidak mungkin karena mayoritas penduduk Amerika mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen yang taat, dan karena itu, hari Minggu dianggap sebagai hari istirahat dan ibadah.
Hari Rabu sering kali dianggap sebagai hari pasar di banyak wilayah, dimana para petani menjual hasil panen mereka di kota. Selain itu, seringkali diperlukan satu hari perjalanan.
Di daerah pedesaan, tempat pemungutan suara terdekat mungkin berjarak beberapa mil, dan pada masa sebelum mobil menjadi umum, perjalanan ke tempat pemungutan suara membutuhkan waktu yang cukup lama.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Jika masyarakat tidak dapat menggunakan hari Minggu atau Rabu sebagai hari perjalanan, ini berarti bahwa hari pemilihan tidak dapat dipilih jatuh pada hari Senin atau Kamis. Oleh karena itu, hari Selasa dianggap sebagai opsi terbaik.
Alasan pemilihan hari Selasa setelah Senin pertama dipilih adalah untuk mencegah jatuhnya hari pemilihan pada tanggal 1 November.
Pemilihan pada tanggal tersebut dianggap tidak menguntungkan karena beberapa kelompok Kristen memperingatinya sebagai Hari Semua Orang Kudus, dan juga karena para pedagang biasanya menggunakan hari tersebut untuk menyelesaikan pembukuan dari bulan sebelumnya.