WahanaNews.co | Anggota DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene merupakan bagian dari kelompok penentang paket bantuan untuk Ukraina senilai USD40 miliar, setelah munculnya laporan CBS News yang mengejutkan.
Menurut laporan CBS News, hanya 30% dari senjata Barat yang membanjiri Ukraina yang benar-benar mencapai garis depan dalam konflik Kiev melawan Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Ini (adalah) salah satu alasan saya memilih 'tidak,' setuju," ujar anggota DPR AS Marjorie Taylor Greene (Partai Republik Georgia) di Twitter dalam retweet posting CBS News.
Greene termasuk di antara 57 anggota DPR dari Partai Republik yang memberikan suara menentang Rancangan Undang-undang (RUU) bantuan besar-besaran, yang disahkan pada Mei dengan dukungan semua Partai Demokrat dan sebagian besar anggota parlemen.
Sebelas anggota Partai Republik menentang RUU itu di Senat, di mana RUU itu disahkan dengan selisih 86-11 suara.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Laporan CBS mencatat hampir USD60 miliar bantuan AS dan Eropa Barat yang disetujui untuk Ukraina sejak serangan militer Rusia dimulai pada Februari, sebagian besar persenjataan gagal mencapai pejuang Ukraina.
“Menyerahkan senjata ke pasukan melibatkan menavigasi jaringan kompleks penguasa kekuasaan, oligarki (dan) pemain politik,"papar CBS mengutip pendiri kelompok bantuan Lithuania Jonas Ohman.
Penasihat krisis senior Amnesty International Donatella Rovera mengatakan kepada CBS bahwa, "Benar-benar tidak ada informasi ke mana senjata itu pergi.”
Anggota DPR Lauren Boebert (Partai Republik Colorado) mengatakan pengawasan tersebut telah diberhentikan sebelum laporan CBS.
“Berapa banyak orang yang disebut bot Rusia karena mengatakan hal yang sama persis sejak Maret? Sekarang, ketika CBS mengatakannya, itu baik-baik saja. Apapun masalahnya, senang faktanya keluar sekarang. Mayoritas bantuan Ukraina adalah penipuan,” tegas dia.
Senator AS Rand Paul (Partai Republik Kentucky) menunda pemungutan suara Senat pada RUU bantuan Ukraina dengan bersikeras menambahkan ketentuan menunjuk seorang inspektur jenderal untuk memantau bagaimana uang itu dibelanjakan.
Rekan-rekannya menolak memasukkan persyaratan pengawasan dan meloloskan paket besar beberapa hari kemudian.
Seorang pejabat intelijen AS mengatakan kepada CNN pada April bahwa pengiriman senjata jatuh "ke dalam lubang hitam besar" begitu mereka mencapai Ukraina.
Greene, Boebert dan anggota parlemen lainnya yang memilih menentang RUU bantuan itu dihina oleh para kritikus karena gagal mendukung Ukraina.
Setelah Greene berpendapat pemerintah AS berfokus pada pengiriman miliaran dolar bantuan ke Ukraina pada saat ibu-ibu Amerika bahkan tidak dapat membeli susu formula untuk bayi mereka, Partai Demokrat menuduhnya berdiri “bersama Presiden Putin dalam menghadapi agresi Rusia.”
Anggota DPR Jamie Raskin (Partai Demokrat Maryland) menuding Greene "mengulangi propaganda dan disinformasi Putin" dan "menenangkan serangan imperialis terhadap negara-negara berdaulat."
Anggota parlemen Georgia juga bergumul dengan sesama anggota Republik setelah Anggota DPR Dan Crenshaw (Partai Republik Texas) membela paket bantuan Ukraina dengan mengatakan, “Berinvestasi dalam penghancuran militer musuh kita, tanpa kehilangan satu pasukan Amerika, menurut saya ide yang bagus.”
Greene menjawab, “Jadi menurut Anda kita mendanai perang proksi dengan Rusia? Anda berbicara seolah-olah nyawa rakyat Ukraina harus dibuang, seolah-olah mereka tidak memiliki nilai. Baru dipakai dan kemudian dibuang.” [rin]