Pemerintah Ukraina telah mendapat kecaman dari para pejabat di Israel selama beberapa tahun terakhir karena perannya dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Israel Isaac Herzog sebagai tren yang berkembang dari revisionisme historis di negara Eropa Timur.
“Kenangan tidak dilupakan begitu saja, mereka dihapus, atau bahkan ditulis ulang,” papar Herzog memperingatkan pada Oktober menjelang kunjungan ke Kiev.
Baca Juga:
Helikopter Bekas Jatuh di Ukraina, Pertanda Retaknya Kepercayaan pada Alutsista Barat
Awal tahun ini, kedutaan Israel menyerang prosesi obor tahunan yang diadakan untuk menghormati Stepan Bandera, pemimpin masa perang Organisasi Nasionalis Ukraina (OUP), yang bekerja sama dengan Nazi dan bertanggung jawab atas tindakan “pembersihan” etnis yang membunuh Yahudi dan orang-orang keturunan Polandia.
Bandera telah diangkat sebagai tokoh kemerdekaan di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir.
Klaim itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dalam beberapa bulan terakhir bahwa Moskow mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina sebelum menyerang tetangganya.
Baca Juga:
Pegawai Hotel Pembobol Brankas WN Ukraina di Gorontalo Ditangkap
Pada Minggu, Departemen Luar Negeri AS memerintahkan keluarga diplomat yang bekerja di Kiev untuk meninggalkan negara itu "karena ancaman lanjutan dari aksi militer Rusia."
Kremlin, bagaimanapun, telah berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka berencana menyerang Ukraina.
Sekretaris persnya, Dmitry Peskov, sebelumnya mengatakan pergerakan angkatan bersenjata negara itu di wilayahnya sendiri adalah masalah internal dan tidak menjadi perhatian orang lain. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.