WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS) merancang sistem peringatan rudal dengan membuat 14 satelit pelacak peluru kendali yang akan ditempatkan di orbit rendah Bumi.
Untuk membangun infrastruktur tersebut Badan Pengembangan Antariksa (Space Development Agency's/SDA) mendapat tambahan anggaran Rp 8 triliun (USD550 juta).
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pembuatan 14 satelit pelacak rudal dipercayakan kepada Maxar Technologies untuk memberikan indikasi global terbatas, peringatan, dan pelacakan ancaman rudal konvensional dan canggih, termasuk sistem rudal hipersonik.
Senjata hipersonik yang mampu bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lebih, adalah fokus militer Amerika Serikat serta beberapa negara adidaya.
RUU pengeluaran kongres mengalokasikan tambahan USD550 juta pada tahun fiskal 2022 untuk mempercepat pengembangan Tranche 1, set satelit kedua.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Alokasi tersebut terjadi karena SDA telah membunyikan alarm tanda waspada terhadap pengembangan kendaraan hipersonik Rusia dan China.
Sistem pelacakan rudal SDA sekarang mengembangkan lapisan pelacakan Tranche 1, yang akan meningkatkan Tranche 0, set pertama dari 28 satelit yang akan diluncurkan dengan SpaceX mulai bulan September.
Untuk Tranche 0, delapan satelit lapisan pelacakan akan digunakan untuk mendeteksi ancaman dan mengirim informasi ke 20 satelit pelacakan, yang dapat mengirim data yang mereka ke platform senjata.