WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan bahwa kelompok Hamas meminta banyak revisi dalam proposal gencatan senjata yang diinisiasi oleh Washington.
Dilansir dari Reuters, Blinken berujar Hamas meminta banyak perubahan dalam usulan gencatan senjata tersebut. Namun, permintaan itu tak bisa sepenuhnya dilakukan.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Hamas telah mengusulkan banyak perubahan terhadap proposal yang telah dibahas. Beberapa perubahan bisa diterapkan, namun ada pula yang tidak," kata Blinken.
Menurut Blinken, Hamas mestinya bisa langsung menyetujui tanpa perlu meminta revisi. Sebab, kesepakatan dalam usulan itu telah sesuai dengan kondisi sebelumnya yang diterima oleh Hamas.
Hamas bisa menjawab dengan satu kata: Ya. Sebaliknya, Hamas menunggu hampir dua minggu dan kemudian mengusulkan lebih banyak perubahan, beberapa di antaranya melampaui posisi yang sebelumnya telah diambil dan diterima," ujar Blinken, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga mengatakan banyak perubahan yang diusulkan Hamas dalam bentuk kecil dan tidak terduga.
"Tujuan kami adalah untuk membawa proses ini ke kesimpulan. Pandangan kami adalah bahwa waktu untuk tawar-menawar sudah berakhir," kata Sullivan kepada wartawan.
Merespons ini, pejabat senior Hamas Osama Hamdan membantah bahwa pihaknya mengajukan revisi. Kepada Al Araby TV, ia menegaskan bahwa bukan Hamas yang menolak proposal, melainkan Israel. Ia lantas menuduh AS bersekongkol dengan sekutu dekatnya tersebut untuk menyalahkan Hamas.
Hamas sendiri sudah menyatakan pada Rabu (12/6/2024) bahwa pihaknya siap untuk bekerja sama dalam proposal AS. Israel yang menurut mereka enggan.
Israel sementara itu disebut telah menerima proposal. Namun, menurut AS, Negeri Zionis belum secara terbuka menyatakan hal ini.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]