WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hari Kemerdekaan biasanya menjadi momen paling penting bagi banyak negara karena menandai kedaulatan dan kebebasan mereka dari kolonialisme atau penindasan asing, namun beberapa negara justru tidak merayakannya karena sejarah unik atau kondisi politik saat ini.
Inggris, salah satu kerajaan kolonial terbesar dalam sejarah dunia, tidak pernah dijajah oleh negara lain sehingga tidak memiliki Hari Kemerdekaan, dan sebagai gantinya memiliki hari-hari simbolis lain seperti ulang tahun resmi raja atau hari-hari orang suci seperti Hari St. George di Inggris dan Hari St. Andrew di Skotlandia.
Baca Juga:
Asisten I Serahkan SK Remisi Warga Binaan Lapas Kelas II B Lubuk Pakam
China merayakan Hari Nasional pada 1 Oktober untuk memperingati berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, namun ini bukan Hari Kemerdekaan karena negara tersebut tidak memperoleh kebebasan dari negara lain, melainkan mengalami revolusi yang membentuk pemerintahan baru di dalam negeri.
Denmark, salah satu monarki tertua di dunia, tidak pernah dijajah dalam pengertian modern sehingga tidak memiliki Hari Kemerdekaan, dan rakyat Denmark merayakan Hari Konstitusi pada 5 Juni sebagai peringatan tonggak-tonggak demokrasi, bukan pembebasan dari penjajahan.
Uni Emirat Arab berdiri pada 2 Desember 1971 dengan menyatukan beberapa emirat menjadi satu federasi setelah Inggris menarik diri dari kawasan Teluk, dan hari itu diperingati sebagai Hari Persatuan, bukan Hari Kemerdekaan, karena menandai kelahiran negara baru, bukan kebebasan dari penjajahan.
Baca Juga:
Upacara HUT RI Ke 80 Ketua PAC PBB Percut Sei Tuan Hadiri Undangan Bersama Frokopincam
Arab Saudi tidak memiliki Hari Kemerdekaan dan merayakan Hari Nasional setiap 23 September untuk menghormati penyatuan kerajaan pada 1932 di bawah Raja Abdulaziz Ibn Saud, yang menandai konsolidasi kekuasaan kerajaan, bukan kemerdekaan dari penjajahan asing.
Nepal tidak pernah secara resmi dijajah oleh Kerajaan Inggris dan meski menandatangani perjanjian dan kehilangan wilayah, negara ini tetap mempertahankan kedaulatannya, sehingga tidak merayakan Hari Kemerdekaan dan lebih memperingati peristiwa internal seperti Hari Demokrasi Nasional.
Jepang, yang menjaga kemerdekaannya sepanjang sejarah kecuali selama pendudukan pasca-Perang Dunia II oleh Pasukan Sekutu, merayakan Hari Pendirian Nasional pada 11 Februari sebagai peringatan kebanggaan terhadap asal usul bangsa, bukan kemerdekaan dari negara lain.