WahanaNews.co | Maskapai Garuda
Indonesia memahami kebijakan Arab
Saudi tak melibatkan masakapai
lain menerbangkan jamaah umrah. Pada penerbangan umrah pertama di masa pandemi Covid-19 kemarin,
hanya maskapai nasional Arab Saudi, yakni Saudi Airlines, yang dipakai mengangkut jamaah.
"Ya, kami memahami, mereka mau uji coba terlebih dahulu," kata Direktur Utama Garuda
Indonesia, Irfan Setiaputra, saat dihubungi
wartawan, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga:
Liga Muslim Dunia Ucapkan Selamat kepada Prabowo Subianto atas Kemenangan di Pilpres 2024
Irfan memastikan, sebagai maskapai milik negara di bawah Kementerian BUMN, Garuda siap terbangkan jamaah umrah dengan protokol kesehatan.
Namun, untuk penerbangan
umrah di masa pandemi
ini, maskapai juga harus
ikut aturan Arab Saudi demi tidak terpapar virus Covid-19.
"Kita kapan saja siap (terbangkan jamaah)," katanya.
Baca Juga:
Genjot Ekspor Produk Mamin, RI Fasilitasi Penjajakan Bisnis UKM Indonesia dengan Importir Arab Saudi
Untuk itu, kata Irfan, pihak maskapai Garuda Indonesia menunggu Pemerintah Arab Saudi izinkan
maskapai lain, termasuk Garuda, menerbangkan jamaah umrah ke bandara-bandara internasional di Arab Saudi.
Karena, dalam urusan penyelenggaraan umrah di masa pandemi ini, pihak Arab Saudi memiliki kewenangan penuh.
"Tunggu pemerintah Saudi kasih izin," katanya.
Irfan mengaku belum tahu pasti sampai kapan Pemerintah Arab Saudi hanya
menggunakan maskapai nasionalnya untuk terbangkan umrah.
Namun, berdasarkan
informasi, maskapai lain boleh angkut jamaah umrah mulai bulan Januari 2021.
"Katanya maskapai lain baru boleh 1 Januari nanti," katanya.
Sebelumnya, Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, mengatakan, jamaah umrah perdana asal Indonesia terbang menggunakan maskapai Saudi Airlines.
Pemerintah Arab Saudi belum memberikan kesempatan maskapai lain, termasuk Garuda Indonesia, untuk menerbangkan jamaah umrah di masa pandemi ini.
Atas keputusan itu, kata Eko, KJRI sebagai perwakilan pemerintah telah menyampaikan keberatan, kenapa hanya Saudi Airlines
yang boleh menerbangkan jamaah umrah.
Ia berharap, semoga dalam beberapa hari ke depan akan ada pemberitahuan
dari Arab Saudi untuk izinkan maskapai lain ikut angkut jamaah.
"Kami sudah protes dan berupaya supaya maskapai Indonesia bisa
ikut," ujarnya.
Eko mengakui, pihak Pemerintah Arab Saudi menerima masukan dari perwakilan negara lain
yang juga menyampaikan
keberatan, kenapa hanya
maskapai Saudi Airlines yang dibolehkan bawa jamaah umrah.
"Mereka paham dan bisa mengerti, karena memang tidak adil.
Negara-negara lain juga protes," katanya.
Kemungkinan, kata dia, ada masalah koordinasi, kenapa hanya satu maskapai yang digunakan Pemerintah Arab Saudi mengangkut
jamaah umrah.
Bahkan, maskapai Saudi lain, seperti Flynas dan Flydeal, juga protes karena tak dapat
jatah terbangkan jamaah umrah.
"Sepertinya ada kurang koordinasi antara Kemenhaji dan Umrah dengan instansi lainnya, sehingga yang muncul di
aplikasi hanya Saudi Airlines," katanya.
Eko menuturkan, KJRI memahami, dalam penerbangan
perdana kemarin masih ditemui
hal-hal yang mungkin kurang nyaman bagi jamaah.
Misalnya, jelang keberangkatan, tes PCR harus ke
suatu tempat yang ditunjuk, info masih simpang siur, visa yang keluarnya
mendesak, dan sebagainya.
"Namun, semoga itu jadi bahan review, sehingga selanjutnya lebih
baik," katanya. [qnt]