WahanaNews.co | Situasi yang kian memanas tak hanya terjadi di wilayah timur
perbatasan Ukraina, namun juga di Laut Hitam.
Kabar terbaru, armada Angkatan Laut
Rusia (VMF) mengerahkan armada kapal perangnya untuk memblokade Selat Kerch,
selat penting yang berada di Laut Hitam.
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
Menurut laporan yang dikutip dari Playmouth Herald, armada tempur Angkatan
Laut Rusia akan menutup akses Selat Kerch selama enam bulan ke depan.
Perlu diketahui, Selat Kerch adalah
selat yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Azov.
Selat Kerch berada di sebelah barat
Crimea dan sebelah timur Semenanjung Taman, Krasnodar Krai, Rusia.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Blokade yang dibangun armada tempur
Angkatan Laut Rusia mendapat tentangan keras dari sejumlah negara, semisal
Inggris dan anggota G7.
Barisan negara itu mendesak Rusia agar
segera membuka blokade dan mengakhiri provokasi terhadap Ukraina.
Penutupan Selat Kerch dikaitkan dengan
rencana pengiriman dua unit kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), yang kabarnya beredar sejak
pekan lalu.
Di sisi lain, Angkatan Udara Kerajaan
Inggris (Royal Air Force/RAF)
langsung merespons dengan menggerakkan sejumlah unit jet tempur Eurofighter Typhoon ke Rumania.
Terkait blokade Selat Kerch, pihak
Rusia disebut memiliki dalih agar lalu lintas laut di wilayah itu tak terganggu.
Pasalnya, Angkatan Laut Rusia akan
menggelar latihan tempur selama beberapa bulan ke depan.
Sementara itu, dari laporan lain yang
dinukil dari Reuters, Rusia
merencanakan akan memblokade Selat Kerch mulai pekan depan hingga Oktober 2021.
Kementerian Luar Negeri Ukraina dengan
tegas menyebut bahwa aksi Rusia itu adalah perbuatan ilegeal.
Ukraina juga menuntut agar pemerintah
Rusia segera membatalkan niatnya untuk melakukan pemblokadean Selat Kerch itu.
"Penutupan ilegal yang memisahkan
perairan Laut Hitam. Tindakan Federasi Rusia adalah upaya lain yang melanggar
norma dan prinsip hukum internasional, untuk merebut hak kedaulatan Ukraina
sebagai negara pantai," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
"Karena, Ukraina memiliki hak
untuk mengatur pengiriman di perairan laut ini. Langkah ini merupakan
pelanggaran berat atas hak kebebasan navigasi, yang dijamin oleh Konvensi PBB
tentang Hukum Laut," lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Sejumlah pihak memprediksi aksi
militer Rusia ini adalah aksi untuk mengurangi kekuatan Ukraina.
Blokade bisa menutup akses distribusi
yang berpengaruh pada ekonomi Ukraina.
Di samping itu, penutupan Selat Kerch
juga mengurangi kemungkinan campur tangan negara lain jika Perang Rusia-Ukraina sewaktu-waktu meletus. [dhn]