WahanaNews.co, Yerusalem - Hamas memberikan respons tegas terhadap aksi Amerika Serikat (AS) mengirimkan salah satu kapal induknya ke Laut Mediterania timur untuk mendukung Israel, sekutunya, setelah Israel mengalami serangan yang tak terduga.
Hamas secara terang-terangan menuduh AS terlibat dalam agresi terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Aksi mereka tak membuat kami takut. Kami yang akan terus membela rakyat kami dan tempat-tempat suci kami," tegas juru bicara Hamas Hazem Kassem dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN, Senin (9/10/2023).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, telah mengeluarkan perintah kepada kapal induk USS Gerald R Ford, yang beroperasi dengan tenaga nuklir, untuk berlayar menuju perairan Timur Laut Mediterania dan bersiap untuk memberikan bantuan kepada Israel setelah serangkaian serangan dari Hamas menghantam negara Israel.
Dilaporkan bahwa sejauh ini lebih dari 1.100 orang tewas dalam konflik ini, dengan lebih dari 400 di antaranya merupakan warga Palestina dan setidaknya 700 lainnya adalah warga Israel. Beberapa warga Amerika Serikat juga dilaporkan menjadi korban tewas atau hilang akibat konflik antara Israel dan Hamas.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
USS Gerald R Ford, yang merupakan kapal induk terbaru dan paling canggih milik Angkatan Laut AS, memiliki awak sekitar 5.000 pelaut dan dilengkapi dengan dek untuk jet tempur AS. Kapal induk AS ini akan didampingi oleh sejumlah kapal perusak dan kapal penjelajah yang dilengkapi dengan peluru kendali.
AS juga telah menempatkan beberapa jenis pesawat tempur milik Angkatan Udara AS di wilayah Timur Tengah, termasuk jet tempur siluman F-35, jet tempur F-15, F-16, dan A-10, sebagai tindakan pencegahan terhadap kelompok militan seperti Hizbullah di Lebanon dan kelompok lain yang bersekutu melawan Israel.
Pengerahan itu dinilai sebagai aksi unjuk kekuatan oleh AS dan dimaksudkan untuk siap merespons apapun, dari kemungkinan mencegah senjata tambahan mencapai Hamas di Gaza dan melakukan pengintaian di lautan.