AS berdalih daftar tunggu panjang dan harga tinggi. Namun, sejumlah analis menduga alasan utamanya adalah kekhawatiran terhadap relasi strategis Indonesia–China.
Demi menjaga keunggulan Israel, AS bahkan membuat Undang-Undang Kemitraan Strategis AS-Israel pada 2014 yang mengharuskan semua ekspor senjata dipertimbangkan dari kacamata keamanan Israel.
Baca Juga:
Media Asing Terkejut: Indonesia Jadi ‘Pembeli Besar-besaran’ Jet Tempur Dunia
Negara-negara Timur Tengah, walau sekutu AS, tetap masuk daftar tolak karena faktor ini.
Sebaliknya, AS dengan terbuka menjual F-35 ke negara sekutu dekat seperti Jepang, Australia, dan Korea Selatan.
Sementara negara seperti Maroko, yang jauh dari kawasan konflik dan memiliki sejarah hubungan erat dengan AS, justru berpeluang besar memperoleh jet siluman ini.
Baca Juga:
Detik-detik F-35 Israel Dihantam Rudal Iran, Viral di Media Sosial
Meski begitu, sejumlah negara yang gagal mendapatkan F-35 kini mengalihkan perhatian ke alternatif dari China atau mengembangkan jet tempur sendiri, seperti yang dilakukan Turki dengan proyek TAI Kaan.
Penolakan terhadap Indonesia memperlihatkan bagaimana kebijakan ekspor senjata AS bukan sekadar soal uang, tetapi sangat ditentukan oleh peta aliansi dan potensi risiko keamanan jangka panjang.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.