Hingga saat ini, masih belum
jelas berapa pekerja yang akan direkrut lewat visa tersebut.
Pekerja musiman dari Inggris
yang dikenal dengan istilah backpackers
selama ini mengisi sekitar 25 persen keseluruhan pekerja di ladang pertanian di
Australia setiap tahunnya dan mereka yang berasal dari Inggris berjumlah
sekitar 10 ribu orang.
Baca Juga:
Jaga Citra Kawasan ASEAN, ALPERKLINAS Apresiasi Target Pemprov Jakarta Bersih Kabel Listrik
Davidmengatakan visa
ini harus bisa merekrut lebih dari 10 ribu pekerja setiap tahunnya.
"Visa itu akan berlaku
selama tiga tahun, dan mereka akan bekerja selama enam sampai sembilan
bulan," katanya.
"Mereka kemudian kembali
ke negara asal selama tiga bulan, setiap tahunnya selama tiga tahun tersebut,"
imbuhnya.
Baca Juga:
Jadikan Dukuh Atas Kawasan Terintegrasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Pemprov Jakarta Dukung Percepatan Pembangunan Aglomerasi Jabodetabekjur
"Ini langkah besar,
setelah adavisa pertanian resmi dan kami mencapai persetujuan dengan 10
negara ASEAN, kami kemudian bisa menambahkan dengan negara-negara lain di masa
depan," cetusnya.
Davidmengatakan, visa
ini akan memiliki kondisi yang berbeda dari program pekerja Pasifik dan skema
pekerja pemetik buah musiman.
Ketika ditanya apakah dia
percaya bahwa visa baru ini akan menjadi kenyataan nantinya, Fiona dari
Federasi Petani Nasional di Australia menjawab, "belum yakin."