Pada satu sisi, rangkaian tindakan ini meningkatkan aksi penahanan. Di sisi lain, memicu kaum perempuan mengunggah foto dan video diri mereka tanpa jilbab di media sosial. Unggahan tersebut bertambah gencar setelah kematian Mahsa Amini.
Masih Alinejad, seorang jurnalis sekaligus aktivis yang kini bermukim di AS, mengatakan gencarnya aksi protes sejak kematian Amini telah menyentuh hatinya.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Selama bertahun-tahun Masih Alinejad menggelar gerakan online melawan aturan wajib hijab, termasuk #mystealthyprotest.
Banyak kalangan, termasuk pemerintah Iran, memandang dia sebagai kekuatan penting di balik unjuk rasa akhir-akhir ini.
Di Kota Saqez, pada Sabtu (17/9/20222), sejumlah perempuan pun mencopot jilbab mereka dan melambaikannya ke udara saat Mahsa Amini dimakamkan.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Hari-hari selanjutnya kaum perempuan berunjuk rasa di berbagai kota dan sebagian membakar jilbab mereka sendiri.
"Ketika mereka melakukannya, saya teringat pada masa orang-orang meruntuhkan Tembok Berlin," kata Alinejad.
"Yang membuat saya sangat emosional dan berharap adalah ini pertama kalinya para perempuan tidak sendirian. Kini pria bersatu padu dengan perempuan," tambah dia. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.