Ahli meteorologi Lior Sudri sebelumnya telah mengeluarkan peringatan mengenai datangnya kondisi cuaca ekstrem ini.
“Angin kencang akan bertiup pada siang hari, disertai kabut asap tebal dan badai pasir yang akan melanda selatan Israel. Suhu ekstrem diperkirakan mencapai puncaknya sore ini, berkisar antara 36 hingga 38 derajat Celsius,” ungkapnya.
Baca Juga:
Iran Tak Lagi Percaya Diplomasi! Serangan Israel Justru Satukan Rakyat Iran
Sebagai respons atas situasi darurat ini, pemerintah Israel mengambil langkah drastis dengan membatalkan perayaan resmi Hari Kemerdekaan ke-77. Kondisi visibilitas yang nyaris nol membuat warga terpaksa meninggalkan kendaraan mereka di jalan dan mencari perlindungan.
Otoritas pun mengimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah demi keselamatan.
Di saat badai pasir melanda, Israel juga masih berjibaku memadamkan kebakaran hutan besar yang melalap ribuan hektar lahan.
Baca Juga:
Serangan Israel Tewaskan Petinggi Militer Iran, Konflik Teluk Kian Membara
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mengajukan permohonan bantuan internasional, meskipun telah dikerahkan ratusan personel pemadam kebakaran di seluruh penjuru negeri.
The Independent (2/5/2025) melaporkan bahwa beberapa negara sahabat, seperti Yunani, Siprus, Kroasia, dan Italia, telah mengirimkan pesawat pemadam kebakaran guna membantu memadamkan api.
Ukraina, Spanyol, Prancis, dan sejumlah negara lain pun menyatakan kesediaannya untuk turut memberikan bantuan.