Pemerintah negara-negara Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia, terutama terhadap pembelian minyak dan miliarder oligarki yang dianggap dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan larangan itu akan mencakup ekspor barang yang dibuat oleh perusahaan asing yang beroperasi di Rusia.
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
Barang-barang itu termasuk mobil, gerbong kereta api, dan kontainer.
Keputusan itu muncul ketika mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan Barat yang telah ditarik dari Rusia dapat dinasionalisasi.
Perusahaan menghentikan investasi secara massal, termasuk raksasa industri dan pertambangan seperti Caterpillar dan Rio Tinto, Starbucks, Sony, Unilever, dan Goldman Sachs.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Pada Rabu, Moskow menyetujui undang-undang yang mengambil langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan asing yang meninggalkan negara itu.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, Medvedev mengatakan: "Pemerintah Rusia sudah mengerjakan langkah-langkah, yang meliputi kebangkrutan dan nasionalisasi properti organisasi asing.
"Perusahaan asing harus memahami bahwa ketika mereka akan kembali ke pasar kami, itu akan sulit.