WahanaNews.co |
Saifullah Paracha (73) tidak pernah dituduh melakukan
kejahatan, tetapi dia dicurigai memiliki keterkaitan dengan Al Qaeda.
Shelby Sullivan-Bennis, yang mewakili Paracha
saat persidangan pada November lalu, mengatakan bahwa dewan peninjau tahanan
membebaskan Saifullah Paracha dan dua pria lainnya.
Baca Juga:
Skenario Spionase AS Lacak Pemimpin Al Qaeda di Kabul
Pembebasan tersebut tidak disertai alasan
rinci, hanya menyimpulkan bahwa Paracha "bukan ancaman berkelanjutan"
bagi AS, kata Sullivan-Bennis.
Meski sudah diputuskan, tidak berarti hari
kebebasan Paracha akan terjadi dalam waktu dekat.
Namun, keputusan tersebut menjadi langkah
penting sebelum pemerintah Amerika Serikat merundingkan perjanjian repatriasi
dengan Pakistan untuk kepulangan Paracha.
Baca Juga:
Pentolan Al Qaeda Ayman al Zawahiri Dihabisi Drone CIA di Afghanistan
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan,
pihaknya bermaksud untuk melanjutkan upaya untuk menutup Guantanamo, proses
yang sempat dihentikan oleh mantan Presiden, Donald Trump.
Pengacara Paracha memprediksi kliennya akan
bebas dan bisa pulang ke rumahnya dalam beberapa bulan ke depan.
"Pakistan menginginkan dia kembali, dan
pemahaman kami tidak ada halangan untuk dia pulang," katanya.
Saifullah Paracha adalah satu dari 40 tahanan
yang masih ditahan di Guantanamo.
Dengan keputusan dewan peninjau terbaru ini,
saat ini ada sekitar sembilan orang yang ditahan di Guantanamo yang telah
disetujui untuk dibebaskan.
Ditahan Tanpa Tuduhan
Sebelumnya, Paracha telah menetap di Amerika
dan memiliki properti di New York.
Dia adalah seorang pengusaha kaya di Pakistan.
Pihak berwenang menuduhnya sebagai
"fasilitator" Al Qaeda yang membantu dua konspirator dalam tragedi 11
September 2001.
Paracha membantah mengetahui jaringan Al Qaeda
dan menyangkal dugaan keterlibatan dalam tindak terorisme.
Paracha kemudian ditahan di Guantanamo sejak
September 2004.
Pada November lalu, Paracha, yang menderita
sejumlah penyakit termasuk diabetes dan penyakit jantung, tampil di hadapan
dewan peninjau, yang didirikan di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama.
Saat itu, pengacaranya mengatakan Paracha lebih
optimis akan prospek pembebasannya, didukung oleh kemenangan Biden,
kesehatannya yang memburuk, dan perkembangan kasus hukum yang melibatkan
putranya, Uzair.
Pada Maret 2020, Uzair Paracha dibebaskan dan
dipulangkan kembali ke Pakistan.
Nasib Tahanan Asal Indonesia Hambali Belum Jelas
Selain Paracha, dewan peninjau tahanan juga
menyetujui pembebasan Utsman Abd Al Rahim Uthman, pria asal Yaman yang telah
ditahan tanpa dakwaan di Guantanamo sejak Januari 2002.
Pengacaranya, Beth Jacob, menginformasikan kabar
baik itu melalui sambungan telepon.
"Dia senang, lega, dan berharap ini
benar-benar akan mengarah pada pembebasannya," kata Jacob.
Bagaimana nasib warga Indonesia, Hambali alias
Riduan Isamuddin, yang disebut-sebut sebagai Osama bin Laden Asia, masih belum
jelas.
Hambali, yang aslinya bernama Encep Nurjaman,
dan merupakan tokoh utama Jemaah Islamiah di bawah pimpinan Abu Bakar Ba"asyir,
menjadi buron utama Indonesia dan AS setelah peristiwa Bom Bali.
Dia ditangkap di Thailand tahun Agustus 2003
dekat Bangkok.
Polisi Thailand menangkap Hambali ketika sedang
mengusut rencana serangan bom ke KTT APEC Bangkok.
Thailand lalu menyerahkan Hambali, yang ketika
ditangkap menggunakan paspor Spanyol, kepada dinas rahasia AS, CIA, yang
membawanya ke Afghanistan, kemudian ke kamp tahanan Guantanamo. [dhn]