WahanaNews.co | Tahun lalu, saat Amerika Serikat menarik mundur pasukannya dari Afghanistan dalam kondisi kacau balau, Presiden Joe Biden berikrar pemerintahannya tidak akan membiarkan rezim Taliban menjadikan Afghanistan sebagai suaka bagi para teroris.
Maksud pernyataan itu adalah, bagi Biden dan Gedung Putih, perang melawan teror yang sudah dilakoni puluhan tahun, jauh dari kata selesai.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan dari Buku "The Untold Story": Indonesia Nyaris Jatuh ke Tangan Jamaah Islamiyah pada 1998
Hampir setahun kemudian, sejumlah penasihat keamanan kepresidenan menghampiri dia guna melaporkan bahwa para petugas intelijen boleh jadi menemukan lokasi pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, di Afghanistan.
Identifikasi Target Bernilai Tinggi
Baca Juga:
Teror di Niger: ISIS Serang Masjid, 44 Jemaah Tewas Dibantai
Dalam beberapa taklimat, sejumlah pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa mereka meyakini Zawahiri telah kembali ke Afghanistan selama setahun terakhir, menyusul ambruknya pemerintahan yang disokong Barat.
Sejak AS menarik mundur pasukannya, para mata-mata AS telah memerhatikan Afghanistan dengan waspada guna menemukan berbagai pertanda bahwa para pemimpin al-Qaeda kembali ke negara itu secara perlahan, kata seorang penasihat Biden.
Zawahiri disebut-sebut bermukim di sebuah area hunian dengan tembok pelindung yang tinggi bersama istri dan putrinya di tengah Kota Kabul.