“Ya, ini adalah masalah yang mengkhawatirkan di mana pembangunan skala besar terjadi dan terus berlangsung, dan untuk mempertahankan pembangunan semacam itu, ada pembangunan infrastruktur dalam jumlah yang sama di pihak Tiongkok," kata Jenderal MM Naravane, Sabtu (09/10/2021).
“Jadi, itu berarti mereka (China) ada di sana untuk menetap. Kami terus mencermati semua perkembangan, tetapi jika mereka ada di sana, kami juga di sana untuk menetap,” katanya.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Jet tempur India tampak berpatroli di wilayah perbatasan yang disengketakan dengan China
Suhu di front Ladakh sendiri turun menjadi 30 derajat di bawah nol Celcius sekitar bulan Januari.
Dengan suhu tersebut, pasukan dari kedua belah pihak biasanya mundur ke posisi bertahan tradisional mereka di musim panas agar bisa sedikit hangat, tetapi terus dekat dengan perbatasan yang disengketakan sejak awal pertempuran pada Mei tahun lalu.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Kedua negara menempatkan puluhan ribu tentara yang didukung oleh artileri, tank, dan jet tempur di sepanjang perbatasan de facto yang disebut Garis Kontrol Aktual.
Tahun lalu, 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan tentara China yang melibatkan tongkat, batu, dan baku hantam tangan kosong di sepanjang perbatasan yang disengketakan. China mengatakan kehilangan empat tentara.
Garis Kontrol Aktual memisahkan wilayah yang dikuasai China dan India dari Ladakh di barat hingga negara bagian Arunachal Pradesh di timur India, yang diklaim China secara keseluruhan.