“Saya tidak ragu tentang rasa sakit dan kerusakan yang kejam yang dapat terus ditimbulkan oleh Putin di Ukraina, atau kebrutalan mentah yang diterapkan oleh pasukan Rusia," ujar Burns, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (16/4/2022).
Dia mengatakan Putin putus asa untuk membalikkan perang agar menguntungkan Rusia setelah Ukraina melakukan pukulan besar di laut dan mengirim pasukan penyerang yang bergegas dari upaya serangan di ibu kota Kiev.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
“Mengingat potensi keputusasaan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia, mengingat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini, secara militer, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir low-yield [hasil rendah]," imbuh bos CIA.
“Kami jelas sangat prihatin. Saya tahu (Presiden AS Joe Biden) sangat prihatin untuk menghindari Perang Dunia III, tentang menghindari ambang batas di mana, Anda tahu, konflik nuklir menjadi mungkin.”
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menambahkan kekhawatiran yang dirasakan oleh negara-negara Barat dengan peringatan bahwa Rusia akan menyebarkan senjata nuklir di dekat negara-negara Baltik dan Skandinavia, jika Finlandia atau Swedia memutuskan untuk bergabung dengan NATO.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Medvedev, wakil ketua dewan keamanan dan presiden Rusia dari 2008 hingga 2012, menulis di Telegram bahwa jika negara-negara itu bergabung dengan NATO, itu akan melipatgandakan perbatasan darat Rusia dengan anggota NATO.
“Tentu saja, kita harus memperkuat perbatasan ini. Dalam hal ini, tidak mungkin lagi membicarakan status non-nuklir Baltik. Keseimbangan harus dipulihkan,” katanya, menunjukkan bahwa Rusia berhak untuk menyebarkan senjata nuklir di wilayah tersebut.
Diskusi tentang senjata nuklir muncul setelah media Ukraina, Nexta, mengumumkan di Twitter bahwa telah ada peringatan serangan udara di seluruh wilayah Ukraina.