WahanaNews.co, Jakarta - Muhammad Saad al-Beshi adalah seorang eksekutor khusus yang ditugaskan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk melakukan pemancungan atau pemenggalan terhadap para terpidana mati.
Dia mengakui pelaksanaan tugasnya dengan menggunakan pedang khusus dan tanpa menunjukkan belas kasihan.
Baca Juga:
BPKN Desak Pelaku Usaha Bertanggung Jawab atas Jemaah Umrah Korban Kecelakaan di Arab Saudi
Di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, jumlah eksekusi di Arab Saudi meningkat. Aktivis hak asasi manusia mengkritik peningkatan eksekusi melalui penggal dan penyaliban sebagai tindakan "pembunuhan yang tidak berhenti."
Melansir Sindonews, otoritas Saudi telah melakukan eksekusi terhadap ratusan orang sejak awal masa jabatan Putra Mahkota pada tahun 2015.
Hal ini mencapai level tertinggi dalam sejarah, yang menurut Amnesty International menunjukkan pengabaian yang sangat serius terhadap hak hidup oleh pemerintah tersebut.
Baca Juga:
20 Jamaah Umroh Asal Indonesia Mengalami Kecelakaan dalam Bus, 6 Diantaranya Meninggal Dunia
Meskipun Pangeran Mohammed bin Salman berjanji untuk membatasi penggunaan hukuman mati, angka eksekusi justru hampir dua kali lipat meningkat sejak dia memegang jabatan, seperti yang dilaporkan oleh LSM Reprieve.
Dari tahun 2010 hingga 2014, rata-rata terdapat 70,8 eksekusi per tahun. Namun, dari tahun 2015 hingga 2022, rata-rata terjadi 129,5 eksekusi per tahun, mengalami peningkatan sebesar 82 persen.
Tahun lalu, kerajaan tersebut melakukan setidaknya 172 eksekusi mati, meskipun ada janji baru dari Mohammed bin Salman untuk membatasi cakupan hukuman mati.