Arab Saudi bahkan memenggal 81 orang dalam satu hari pada bulan Maret 2022 sebagai bagian dari 193 eksekusi yang menurut Amnesty International dilakukan di negara tersebut—meskipun pihak berwenang mengatakan jumlahnya hanya 147 orang.
Mayoritas eksekusi negara di Arab Saudi masih dilakukan dengan pemenggalan pedang—terkadang diikuti dengan penyaliban tubuh—tetapi ada juga laporan mengenai narapidana yang dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam.
Baca Juga:
Pertemuan Virtual Mendag Busan dan Mendag Arab Saudi, Bahas Peningkatan Kerja Sama Perdagangan
Algojo negara Arab Saudi, Muhammad Saad al-Beshi, telah merinci dengan tepat bagaimana eksekusi dijalankan. Sebagian besar dilakukan dengan salah satu pedangnya, terkadang dengan pistol.
Mereka yang akan dipenggal tidak dibius sama sekali, namun al-Beshi mengeklaim bahwa dia melakukan pekerjaannya dengan benar, di mana orang-orang dieksekusi tidak akan menderita lama.
"Jika saya membiarkan diri saya merasakan belas kasihan atau kasih sayang terhadap orang yang saya eksekusi, dia tidak akan mati pada pukulan pertama," katanya dalam wawancara dengan stasiun televisi Lebanon.
Baca Juga:
Rise Tower di Riyadh Siap Geser Burj Khalifa, Tingginya Tembus 2 Kilometer
"Dia akan menderita. Jika hati berbelas kasih, tangan gagal. Ini bisa memakan waktu dua, tiga, empat, atau lima pukulan. Entah berapa banyak. Dia bahkan mungkin tidak mati,” lanjut dia, yang dilansir Mail Online, Minggu (3/3/2024).
Pria berusia 62 tahun itu mengatakan bahwa dia bahkan pernah memenggal beberapa temannya, namun menyatakan bahwa mereka sendiri yang menyebabkan diri mereka seperti itu.
Dia mengatakan ketika para tahanan tiba di lapangan eksekusi—yang terletak di pusat ibu kota; Riyadh, yang secara lokal dikenal sebagai "Chop Chop Square" sebelum dia memenggal kepala mereka.