"China selalu percaya bahwa masa depan Timur Tengah harus selalu berada di tangan negara-negara di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Pejabat AS menepis anggapan bahwa kesepakatan itu merupakan pukulan terhadap pengaruh AS di Timur Tengah.
Baca Juga:
Jelang Haji 2025, Arab Saudi Perketat Aturan Visa dan Akses Lokasi Suci
Tapi, Wang Yiwei, direktur Institute of International Affairs di Renmin University of China, mengatakan kesepakatan itu membuktikan bahwa cara ala China dapat memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh Barat.
Stabilitas di kawasan melayani kepentingan China. Sekitar setengah dari impor minyak mentah China berasal dari Timur Tengah, dan pada kunjungan ke Arab Saudi tahun lalu Xi berjanji untuk membeli lebih banyak.
Keamanan energi semakin penting bagi Beijing karena terlihat lebih tangguh terhadap sanksi internasional jika terjadi konflik dengan Taiwan.
Baca Juga:
Arab Saudi Hari Ini Rayakan Idulfitri, Indonesia Dimulai Senin, 31 Maret
Ambisi Xi untuk Taiwan adalah tema kunci lain dari pidato hari Senin. China menganggap pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai provinsi pemberontak yang perlu dipersatukan kembali dengan daratan.
Xi tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan itu.
"China harus secara aktif menentang kekuatan eksternal dan kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan dan dengan teguh memajukan penyebab peremajaan dan reunifikasi nasional," ujar Xi.