Boeing dan FAA menjelaskan, masalah
pertama kali terlihat selama pengujian Boeing 737 Max 8 yang baru diproduksi,
yang belum dikirimkan ke pemiliknya.
Ditemukan bahwa sistem tenaga listrik
di pesawat tidak berfungsi dengan benar.
Baca Juga:
Vietnam Airlines Beli 50 Pesawat Jet 737 MAX Keluaran Boeing AS
Kesalahan ini dilacak pada ikatan
listrik yang buruk, di mana rakitan panel untuk menghantarkan listrik dan
merupakan bagian dari sambungan dengan rangka pesawat tidak berfungsi dengan
baik.
Ini berarti beberapa komponen di
pesawat, termasuk panel instrumen utama pilot dan unit kontrol daya siaga,
tidak dipasang dengan benar.
Menurut FAA, hal ini berpotensi
mempengaruhi pengoperasian sistem tertentu, termasuk perlindungan es mesin, dan
mengakibatkan hilangnya fungsi dan/atau beberapa efek dek penerbangan secara
bersamaan, yang dapat mempengaruhi penerbangan dan pendaratan yang aman.
Baca Juga:
Jet Tempur F-15EX yang Dibeli Indonesia Berhasil Tembakkan Rudal Jelajah
Karena dianggap sangat berbahaya, FAA
khawatir seiring berjalannya waktu pesawat lain yang sudah beroperasi dapat
mengalami kondisi yang sama.
Hal ini mendorong regulator
mengeluarkan kebijakan baru pada 30 April lalu, bahwa yang menetapkan pesawat
737 Max harus dimodifikasi total sebelum beroperasi.
Namun, masalah cacat listrik 737 Max
bukan penyebab dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia.