WahanaNews.co | Mantan komandan pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner, kabur ke Norwegia untuk mendapatkan suaka.
Dia kabur lantaran ogah melanjutkan kontrak dengan perusahaan militer swasta tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Vladimir Osechkin, seorang aktivis Rusia yang membantu orang mencari perlindungan di luar negeri, Andrei Medvedev mengatakan bahwa dia khawatir akan nyawanya setelah menolak memperbarui kontrak dengan Wagner.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Medvedev mengungkapkan usai kontraknya selesai dan menolak lanjut, dia was-was bakal dieksekusi dengan cara yang sama seperti Yevgeny Nuzhin. Nuzhin merupakan pembelot Wagner yang dibunuh di depan kamera menggunakan palu godam.
"Kami baru saja dilempar untuk bertarung seperti umpan meriam," katanya kepada Osechkin.
Melansir CNN Indonesia, dalam panggilan telepon dari Norwegia, Medvedev mengaku telah melintasi perbatasan dekat kota Nikel Rusia untuk ke Norwegia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pengakuan itu sejalan dengan laporan Distrik Polisi Finnmark yang menyatakan bahwa mereka menangkap seorang pria di Pasvik di sisi perbatasan Norwegia pada Jumat (13/1) pukul 1.58 pagi waktu setempat.
Medvedev juga mengatakan bahwa dia melintasi perbatasan dan mendekati rumah pertama yang bisa dia temukan.
"Saya memberi tahu seorang wanita lokal menggunakan bahasa Inggris yang patah-patah mengenai situasi saya dan meminta bantuan," katanya kepada Osechin.
"Saat saya di jalan, saya didekati oleh pasukan perbatasan dan polisi. Saya dibawa ke sebuah departemen di mana saya diinterogasi dan didakwa atas penyeberangan ilegal. Saya menjelaskan semuanya kepada mereka dan memberi tahu mengapa saya bertindak demikian."
Meski ditahan, Medvedev mengaku bersyukur bisa tiba dengan selamat di Norwegia.
"Sungguh keajaiban saya bisa sampai di sini," ucapnya.
Keberadaan Medvedev di Norwegia ini juga telah dikonfirmasi oleh Dinas Keamanan Polisi Norwegia. Juru bicara Dinas Keamanan Polisi, Eirik Veum, mengatakan bahwa Medvedev benar berada di negara itu untuk mencari suaka.
Kendati demikian, status Medvedev masih berada di bawah penyelidikan polisi setempat.
"Sejauh ini, ini merupakan penyelidikan polisi setempat," kata Veum kepada CNN.
"Tapi selaku Dinas Keamanan, kami diberitahu, dan tentu saja mengikuti penyelidikan."
Sementara itu, Osechkin mengatakan kepada CNN bahwa Medvedev sempat dipukuli usai memutuskan tak ingin melanjutkan kontrak.
"Begitu ini terjadi, dia menjadi buronan oleh dinas keamanan Wagner dan dinas khusus Rusia. Ada ancaman bagi hidupnya," ujarnya.
"Dia takut akan dieksekusi dengan cara yang sama seperti Yevgeny Nuzhin, dengan palu godam. Kami sebagai pembela HAM memutuskan untuk membantunya dan melindungi hidupnya."
Osechkin membeberkan sejauh ini pihaknya telah membantu Medvedev dengan memberikan bahan makanan, pakaian, dan telepon.
Osechkin sempat berujar bahwa dia tak membenarkan sikap Medvedev yang pernah berpartisipasi dalam Wagner. Namun Medvedev menurutnya perlu dibantu karena ingin lepas dari kelompok "organisasi teroris" yang membunuh "Rusia dan Ukraina".
Kelompok tentara bayaran yang dipimpin oligarki Rusia Yevgeny Prigozhin itu sendiri selama ini menjadi pemeran kunci dalam invasi Rusia di Ukraina.
Mereka baru-baru ini bahkan menyerbu kota kecil Soledar dan mengklaim telah menguasainya.
Kelompok ini sering digambarkan sebagai pasukan rahasia Presiden Rusia Vladimir Putin.
Nama Wagner sendiri telah meluas secara global sejak pertama kali didirikan pada 2014. Kelompok itu dituding melakukan kejahatan perang di Afrika, Suriah, dan Ukraina. [eta]