Pada saat Son sudah menyiapkan uang tunai, sekelompok miliarder
di Amerika Serikat (AS) juga memilih menyiapkan uang tunai karena khawatir
terjadi krisis yang berkepanjangan.
Tiger 21, sebuah klub yang terdiri atas 800 investor,
menyatakan anggotanya telah memegang 19% dari total aset secara tunai. Mereka
takut ketika krisis ekonomi akan melanda AS. Mereka meyakini krisis pandemi
corona akan berlangsung hingga Juni tahun depan.
Baca Juga:
5 Negara dengan Miliarder Terbanyak di Dunia
"Permintaan uang tunai menjadi hal luar biasa. Secara
statistik, telah terjadi perubahan alokasi aset pada Tiger 21," kata Michael Sonnenfeldt,
ketua klub Tiger 21, di mana anggotanya memiliki aset lebih dari 100 juta. "Itu
dilakukan para miliarder untuk mendapatkan likuiditas dan menyiapkan dana tunai
karena cuaca menunjukkan adanya badai," imbuhnya.
Dengan jumlah korban meninggal akibat virus corona di AS
sudah mencapai 250.000, maka AS menjadi negara yang paling terdampak serius
akibat pandemi tersebut. Itu juga menyebabkan krisis ekonomi dan peningkatan
pengangguran hingga jutaan orang. Ekonom sudah memperingatkan AS harus menyediakan
USD1 triliun hingga USD2 triliun untuk bantuan keuangan bagi warga AS.
Melansir Bloomberg, bukan hanya miliarder, korporasi di AS
juga meningkatkan uang tunai selama mereka bisa menyimpannya. Korporasi juga
berharap banyak kepada Presiden terpilih AS Joe Biden untuk mengubah peraturan
ekonomi dan menunda kenaikan panjang.
Baca Juga:
Pria Israel Ngutang Rp 14 T Demi Kemewahan, Begini Kondisinya Sekarang
Apalagi, Biden juga telah memperingatkan tentang "dark
winter" di mana kasus virus corona akan meningkat beberapa bulan sebelum vaksin
tersedia bagi publik.
"Korporasi saat ini fokus memperkuat keseimbangan neraca dan
meningkatkan likuiditas dunia," kata Nicholas Elfner, pemimpin firma riset
Breckinridge Capital Advisors. "Pintunya terbuka, cepat ambil untung sebelum
Covid Winter," ujarnya.
Selain itu, banyak perusahaan juga tidak menjual obligasi
untuk membayar utang mereka. Seperti Continenal Resources dan Antero Midstream
yang memilih meningkatkan penawaran obligasi untuk membayar kembali utang
mereka. Produsen minyak Continental menawarkan obligasi hingga USD1,5 miliar.
Hal sama juga dilakukan Tervita, perusahaan Kanada menyediakan obligasi senilai
USD500 juta.