WahanaNews.co | Tragedi jembatan ambruk di India meninggalkan pilu mendalam dari seorang ibu. Ia harus kehilangan tiga anaknya dalam tragedi jembatan yang bersejarah di era kolonial itu.
Ibu ini bercerita, pada Minggu (30/10/2022) malam, Chirag Mucchadiya (20), dan saudara-saudaranya, Dharmik (17), dan Chetan (15) pergi jalan-jalan.
Baca Juga:
Pastikan Partisipasi Aktif Masyarakat, Pemdes Muara Sibuntuon Gelar Musdes Pra Pelaksanaan Kegiatan Dana Desa Tahun 2025
Mereka memberi tahu ibu mereka Kantaben bahwa mereka akan pergi ke "julto pul", atau jembatan gantung yang telah dibuka kembali hanya beberapa hari sebelumnya, setelah berbulan-bulan diperbaiki.
Itu adalah minggu perayaan Diwali. Sekolah diliburkan, dan banyak keluarga memiliki ide yang sama seperti Chirag dan saudara-saudaranya.
Mereka membeli tiket -17 rupee (USD0,21 atau Rp 3.279) untuk dewasa dan 12 rupee (Rp 2.265) untuk anak-anak untuk berjalan melintasi jembatan setinggi 230 meter (755 kaki).
Baca Juga:
Tingkatan Potensi Ekonomi Lokal, Pemdes Muara Sibuntuon Bangun Prasarana Jalan dan Jembatan
Dan ternyata ini adalah hari terakhir mereka. Chirag, Chetan, dan Dharmik diketahui menjadi korban tewas di antara total jumlah korban sekitar 141 orang.
Kembali ke rumah saudara, salah satu teman mereka memberi tahu ibu mereka, Kantaben, bahwa jembatan itu telah runtuh.
"Saya mulai menelepon putra-putra saya, tetapi saya tidak bisa tersambung," katanya, dikutip BBC.