The Global Times mengakui bahwa kedua negara tidak setuju pada status teritorial perairan di Laut China Selatan yang dipermasalahkan, tetapi menekankan bahwa itu sama sekali tidak membuat tindakan Angkatan Laut Amerika di Laut Cina Selatan legal.
"Apa yang telah dilakukan AS adalah provokasi terang-terangan, dan ini jelas bagi semua orang. Ada banyak orang dan fasilitas China di Meiji Reef, dan kapal perang AS yang berlayar begitu dekat tampaknya menjadi ancaman. Pihak China tidak bisa tetap acuh tak acuh, tetapi harus mengambil tindakan pencegahan. Ini adalah akal sehat," lanjut editorial itu.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Surat kabar itu menekankan bahwa provokasi berkelanjutan dari AS cepat atau lambat akan menghasilkan "insiden" antara kedua negara dan menuduh Washington membawa lebih banyak kekacauan daripada ketertiban ke wilayah Laut China Selatan.
AS mengeklaim membela kepentingan kekuatan regional, tetapi pada saat yang sama secara terbuka menunjuk Beijing sebagai salah satu saingan utamanya dalam dokumen militer dan kebijakan luar negeri.
Konfrontasi kedua kekuatan meningkat di bawah pemerintahan Trump dengan yang terakhir meluncurkan perang dagang dan memulai kampanye penumpasan global terhadap raksasa teknologi China, seperti Huawei. Kebijakan tersebut berlanjut secara praktis tanpa perubahan besar di bawah penerus Trump—Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.