Setelah gencatan senjata pada Januari lalu, Hamas sempat mengerahkan ribuan aparat keamanan di seluruh Gaza.
Namun, sejak Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran pada Maret, kehadiran aparat bersenjata menurun drastis.
Baca Juga:
Waspada! Konsumsi Ini Bisa Mempercepat Penuaan Kulit
Ismail Al-Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, menyebut peristiwa penjarahan sebagai “praktik individu yang terisolasi yang tidak mencerminkan nilai dan etika rakyat Palestina.”
Ia menegaskan bahwa otoritas Gaza tengah menangani insiden-insiden tersebut dengan cara yang menjaga ketertiban dan martabat manusia.
Al-Thawabta menyalahkan Israel atas memburuknya kondisi ini. Sejak 2 Maret, Israel menutup akses masuk bantuan medis, bahan bakar, dan makanan ke wilayah tersebut. Meski demikian,
Baca Juga:
Bibimbap, Nasi Campur Korea yang Sehat dan Lezat
Israel membantah bahwa Gaza tengah menghadapi krisis kelaparan dan belum memberikan kejelasan soal kapan bantuan akan kembali masuk.
Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini memperingatkan bahwa malnutrisi akut, terutama di kalangan anak-anak Gaza, terus memburuk.
Dapur umum yang selama ini menjadi penyelamat bagi ratusan ribu orang kini terancam berhenti beroperasi akibat kekurangan pasokan serta risiko penjarahan.