WahanaNews.co | Pejabat Amerika Serikat (AS) dilaporkan menekan Israel untuk melawan potensi spionase China di kota pesisir Haifa.
Menurut situs Breaking Defence, sumber pertahanan Israel mengatakan bahwa pejabat Amerika Serika meminta Israel melakukan inspeksi rutin terhadap alat berat yang tiba di terminal Haifa Bayport.
Baca Juga:
Sejak Awal Agresi Israel ke Jalur Gaza, Hamas Sebut 33 Sandera Tewas
Haifa Bayport dibangun China dengan investasi senilai 1,7 miliar dolar AS.
China memiliki kontrak terhadap pelabuhan tersebut selama 25 tahun.
Sehingga Grup Pelabuhan Internasional Shanghai (SIPG) milik negara China mengelola pelabuhan tersebut.
Baca Juga:
Langgar Gencatan Senjata, Israel-Hizbullah Saling Serang Lagi
Amerika Serikat khawatir bahwa Beijing dapat menggunakan pelabuhan tersebut sebagai pintu gerbang untuk melakukan spionase di Israel dan wilayah kegiatan angkatan lautnya.
Pemerintah Israel juga memiliki kekhawatiran serupa, karena pangkalan angkatan laut terbesar Israel terletak di sebelah Haifa Bayport.
Selain itu, angkatan laut Amerika Serikat juga sering melakukan kegiatan di Haifa.
Para peneliti dari Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS) mengakui bahwa pangkalan angkatan laut Israel berada pada jarak yang sama dari pelabuhan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Lokasi tersebut juga kerap digunakan intelijen untuk berkumpul.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pejabat Amerika Serikat terlibat dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia, termasuk dengan Israel, saat mengembangkan sistem penyaringan investasi yang berfokus pada keamanan nasional.
Juru bicara itu menambahkan bahwa Amerika Serikat telah memberikan informasi mengenai ancaman China di Haifa Bayport.
"Kami telah menginfokan kepada Israel mengenai risiko bagi kepentingan keamanan nasional bersama, dan akan melanjutkan diskusi ini di tempat yang sesuai," ujar juru bicara tersebut, dilansir Middle East Monitor, Jumat (8/10/2021).
Sumber-sumber Israel yang dikutip oleh Breaking Defence mengatakan, angkatan laut Tel Aviv akan mengambil beberapa langkah operasional untuk mengamankan fasilitas bawah air dari mata-mata asing.
Washington prihatin dengan hubungan Israel yang berkembang dengan China.
Pada Agustus, Direktur Central Intelligence Agency (CIA) memperingatkan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, tentang bahaya investasi China ke Israel.
Di tengah rangkaian kontrak Beijing di seluruh dunia, terutama di pelabuhan, ada peringatan bahwa China dapat menggunakan metode bantuan ekonomi untuk memikat negara-negara klien ke dalam jebakan utang.
Sehingga memaksa mereka memberikan kendali kepada China atas situs dan fasilitas sebagai salah satu cara untuk melunasi hutang.
Perusahaan keamanan siber internasional, Fire Eye, mengungkapkan, pada Agustus peretas China telah berhasil meretas komputer milik pemerintah dan perusahaan teknologi Israel pada 2019 dan 2020. [dhn]