“Waktu menjadi sangat penting, tank tidak ada yang datang, anak-anak kita sekarat, diperkosa, dibunuh,” katanya.
Pejabat politik Jerman mengatakan bahwa mereka telah melihat gambaran mengerikan dari perang yang mengingatkannya pada kehancuran Berlin tahun 1945.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Apa yang dilakukan Rusia di Ukraina tidak jauh berbeda dengan peristiwa yang dialami Jerman.
Selain itu, Scholz menghadapi tekanan di dalam negeri karena publik terus mendesaknya agar meningkatkan dukungan bagi Ukraina dalam menghadapi invasi yang telah berlangsung selama tujuh minggu itu.
Kanselir awalnya menanggapi serangan Rusia dengan menjanjikan perubahan dramatis dalam pertahanan Jerman termasuk peningkatan besar-besaran dalam pengeluaran militer.
Baca Juga:
Makin Runyam! Polandia-Ukraina Cekcok Gara-gara Pidato Zelensky
Namun, sejauh ini dia malah menolak seruan untuk mengikuti para pemimpin Uni Eropa lainnya untuk mengunjungi Kiev dan menolak untuk mengirim senjata berat ke Ukraina.
Sikap itu tentu menimbulkan ketegangan di dalam pemerintahan Scholz, dengan para menteri dan partai lainnya yang mendesak Scholz agar mengitim senjata tambahan ke Ukraina.
Di lain sisi, anggota Sosial Demokrat menunjukan sikap yang sama dengan Scholz dan menentang kuat Jerman untuk meningkatkan pasokan senjatanya ke Ukraina.