Ia didampingi oleh Clive Kundar, first officer dengan 1.100 jam terbang. Keduanya dikenal memiliki rekam jejak profesional yang baik dalam dunia penerbangan.
Dalam penerbangan nahas itu, mereka membawa 242 orang di dalam pesawat, terdiri dari 169 warga negara India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugis, 1 warga Kanada, 2 pilot, serta 10 awak kabin.
Baca Juga:
Pesawat Jatuh di Sudan Selatan: 20 Tewas, Satu Orang Lolos dari Maut
Sebelum pesawat jatuh, sempat terjadi panggilan darurat dari kokpit. Pakar penerbangan Julian Bray mengungkapkan bahwa pilot sempat mengirimkan sinyal mayday.
"Panggilan mayday itu menandakan awak menyadari adanya masalah serius setelah lepas landas," ujar Bray dalam wawancara yang dikutip dari Sky News.
Mayday adalah sinyal bahaya internasional yang berarti kondisi darurat dan memerlukan pertolongan segera. Menurut Bray, peristiwa ini sangat tidak biasa karena Boeing 787 Dreamliner yang digunakan dalam penerbangan dikenal memiliki catatan keselamatan yang solid.
Baca Juga:
Pesawat Jazirah Aviation Terjatuh di Laut UEA, Dua Nyawa Melayang
“Seharusnya tidak ada masalah saat lepas landas, terutama dengan Dreamliner. Rekam jejaknya cukup bagus,” kata Bray.
Pernyataan Bray sejalan dengan laporan media-media India yang mengonfirmasi bahwa sinyal darurat memang dikirimkan sebelum pesawat hilang kontak dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di permukiman warga.
Akibat insiden ini, seluruh operasional penerbangan di Bandara Ahmedabad dihentikan sementara hingga pemberitahuan lebih lanjut. Situasi darurat langsung diberlakukan begitu kabar jatuhnya pesawat dikonfirmasi.