“Dalam percakapan terakhir itu, beliau mendoakan kami, memberi berkat, dan berterima kasih atas doa-doa kami. Beliau tetap tenang dan penuh cinta, meskipun suaranya sangat lemah,” ujar Romo Romanelli kepada Vatican News.
Dalam penampilan publik terakhirnya di Hari Paskah, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza, mendesak pembebasan para sandera, dan menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga yang kelaparan.
Baca Juga:
Prabowo Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus
Pesan tersebut dibacakan ajudannya karena kondisi fisik Paus yang sudah sangat lemah.
“Rakyat Gaza berhak atas masa depan yang damai,” demikian isi pesan terakhir beliau kepada dunia.
Kesedihan juga dirasakan umat Kristen di berbagai penjuru Timur Tengah.
Baca Juga:
Kedubes Vatikan Gelar Open House, Muzani Sampaikan Duka Cita yang Mendalam
Di Yerusalem, Pastor Stephane Milovitch dari Gereja Makam Kudus menyatakan harapannya bahwa penerus Paus Fransiskus akan melanjutkan komitmennya terhadap perdamaian.
“Beliau adalah suara damai di tanah yang penuh kekerasan dan konflik,” katanya dengan lirih.
Di Lebanon, negara yang pada tahun sebelumnya dilanda konflik besar antara Hizbullah dan Israel, umat Katolik Maronit mengenang Paus sebagai figur yang selalu hadir dalam doa dan perhatian.