WahanaNews.co | Presiden China, Xi Jinping, bersiap untuk pertemuan tatap muka pertamanya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pasca-ketengan yang meningkat dengan Barat dalam krisis Ukraina.
Xi Jinping dikabarkan tengah bersiap untuk menemui setidaknya lebih dari 20 pemimpin saat Beijing memulai Olimpiade Musim Dingin.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Melansir dari Chanel News Asia pada Jumat (4/2/2021), jet yang membawa Putin mendarat di China pada Jumat sore dalam laporan CCTV.
Dalam kunjungannya ke China, Putin akan bertemu dengan Xi Jinping dan membahas keamanan dan masalah lainnya.
Hal ini sempat dikatakan oleh seorang penasehat penting Kremlin pada Rabu lalu.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Dikabarkan juga bahwa kedua orang nomor satu di negaranya tersebut akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade pada malam hari.
Putin sendiri adalah pemimpin asing pertama yang mengkonfirmasi kehadirannya untuk Olimpiade Beijing kali ini.
Ketegangan yang meningkat membawa Putin untuk menemui Xi Jinping kali ini.
Dalam laporannya yang ditulis media, dijabarkan bahwa Putin menganggap Xi Jinping sebagai teman baik yang memiliki sudut pandang yang sama dengannya.
“Saya sudah lama mengenal Presiden Xi Jinping,” kata Putin.
“Sebagai teman baik dan politisi yang memiliki banyak pandangan yang sama dalam memecahkan masalah dunia, kami selalu menjaga komunikasi yang erat,” lanjut dia.
Kantor berita China, Xinhua, juga memuat artikel dengan menuliskan bahwa pemimpin Rusia itu melukis potret dua tetangga yang memiliki tujuan global yang sama.
“Koordinasi kebijakan luar negeri antara Rusia dan China didasarkan pada pendekatan yang erat dan bersamaan untuk memecahkan masalah global dan regional,” kata Putin lagi.
Tidak hanya itu, Vladimir Putin juga mengecam boikot diplomatik Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Olimpiade Beijing dengan alasan pelanggaran HAM oleh China.
Sementara China menjadi semakin mantap untuk mendukung Rusia dalam perselisihannya dengan kekuatan Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) atas krisis di Ukraina.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyebut bahwa keamanan Rusia itu jelas tidak boleh dipandang remeh. [dhn]