Harga saham Evergrande jatuh di bawah harga saat pencatatan saham pada 2009 lalu.
Selain itu, terdapat sejumlah protes dari pembeli rumah di seluruh negeri yang mengkhawatirkan keamanan investasi mereka.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Peluang gagal bayar utang yang tidak teratur untuk Evergrande mungkin tidak terlalu tinggi karena kekacauan sosial yang dapat terjadi dari konsumen dan kehilangan nyawa," kata Kepala Utang di perusahaan manajemen investasi, Barings.
Sementara, Analis IG Prancis, Alexandre Baradez, mengatakan, pasar tak terkejut seperti yang terjadi pada Lehman Brothers.
Diketahui, Lehman Brothers adalah raksasa perbankan yang jatuh bangkrut pada 2008 dan memicu krisis keuangan global.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Lehman mengejutkan, bank dengan peringkat bagus yang menghilang dalam semalam," kata Baradez.
Terbaru, Evergrande kembali gagal membayar kupon obligasi senilai US$ 47,5 juta atau sekitar Rp 679,2 miliar yang jatuh tempo pada Rabu (29/9/2021).
Pembayaran bunga itu untuk obligasi berdenominasi dolar AS yang jatuh tempo Maret 2024 ini memiliki tingkat kupon 9,5 persen.