Israel mengaku telah berusaha mengungsikan bayi-bayi baru lahir dari ruang inkubator dan menawarkan 300 liter bahan bakar untuk menyalakan generator darurat di pintu masuk Al Shifa, tetapi tawaran tersebut ditolak oleh Hamas.
Qidra mengatakan 300 liter itu hanya akan cukup untuk menyalakan listrik setengah jam, sedangkan Al Shifa membutuhkan 8.000-10.000 liter bahan bakar per hari yang dikirim oleh Palang Merah atau lembaga internasional.
Baca Juga:
Perusahaan Rusia Janjikan Rp 1 Miliar untuk Hancurkan 2 Tank NATO
Namun, seorang pejabat Israel mengatakan 300 liter bisa bertahan beberapa jam karena hanya ruang gawat darurat yang beroperasi.
Sang ahli bedah, Dr El Mokhallalati, mengatakan bayi-bayi prematur yang biasanya dirawat di inkubator terpisah sekarang dibaringkan delapan orang dalam satu ranjang. Mereka dihangatkan dengan daya listrik yang tersisa.
Setelah tiga bayi meninggal, masih ada 36 bayi yang dirawat di bangsal kelahiran, katanya.
Baca Juga:
Pakar Tak Yakin Kemampuan Tank-tank NATO di Ukraina
"Kami menduga akan kehilangan lebih banyak bayi setiap hari," kata sang dokter.
Rumah sakit besar kedua di Gaza utara, Al Quds, juga telah berhenti beroperasi.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan RS itu dikelilingi oleh pertempuran sengit, sehingga konvoi kendaraan Palang Merah untuk mengevakuasi pasien dan staf medis tidak bisa menjangkaunya.