"Kami hampir tidak bisa melanjutkan kegiatan di rumah sakit. Kami menyatakan bahwa rumah sakit tidak lagi menjadi tempat yang aman untuk merawat pasien. Meninggalkan pasien di sini akan membahayakan mereka."
Israel memulai perang melawan Hamas bulan lalu setelah kelompok perlawanan Palestina tersebut melakukan serangan di Israel selatan. Menurut laporan dari pihak Israel, sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera di Gaza.
Baca Juga:
Perusahaan Rusia Janjikan Rp 1 Miliar untuk Hancurkan 2 Tank NATO
Di sisi lain, Palestina melaporkan bahwa lebih dari 11.000 warga sipil, termasuk 40 persen anak-anak, tewas, dan lebih dari separuh penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal akibat serangan yang terus menerus dari Israel.
Sejak pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan mengepung Kota Gaza, pertempuran terutama terfokus di sekitar RS Al Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah Palestina itu.
Jubir Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al Qidra, menyampaikan bahwa saat ini tank Israel berjaga di gerbang RS Al Shifa.
Baca Juga:
Pakar Tak Yakin Kemampuan Tank-tank NATO di Ukraina
Penembak jitu dan pesawat nirawak Israel juga dilaporkan menembaki rumah sakit, membuat petugas medis dan pasien tidak memiliki kemampuan untuk bertindak.
"Kami dikepung dan berada dalam lingkaran kematian," katanya.
Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan RS itu dan meminta petugas medis memindahkan pasien ke tempat lain.