Badan-badan PBB mengheningkan cipta satu menit pada Senin bagi 101 staf yang telah tewas di Gaza, angka terbanyak sejak PBB didirikan usai Perang Dunia Kedua.
Organisasi internasional itu telah menjalankan operasi kemanusiaan selama beberapa generasi di Gaza, yang sebagian besar penduduknya adalah pengungsi.
Baca Juga:
Perusahaan Rusia Janjikan Rp 1 Miliar untuk Hancurkan 2 Tank NATO
Dunia Terbelah
Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari sebulan ini telah membuat dunia terpecah.
Banyak negara mengatakan serangan Hamas ke Israel tidak berarti bahwa serangan balasan Israel, yang telah membunuh begitu banyak warga sipil di Gaza yang padat penduduk, bisa dibenarkan.
Baca Juga:
Pakar Tak Yakin Kemampuan Tank-tank NATO di Ukraina
Israel, yang mengaku akan menghancurkan Hamas, menolak gencatan senjata dengan dalih bahwa hal itu akan memberi Hamas kesempatan untuk menghimpun kekuatan.
AS mendukung sikap Israel tersebut meski mengatakan tetap mendorong sekutunya itu untuk melindungi warga sipil.
"Amerika Serikat tidak ingin melihat pertempuran di rumah sakit di mana orang-orang tak berdosa, pasien yang dirawat, terjebak dalam baku tembak, dan kami telah berdiskusi aktif dengan Pasukan Pertahanan Israel tentang hal ini," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada CBS News.