WahanaNews.co | Dulu, Angkatan Udara Amerika Serikat berharap banyak pada jet tempur siluman YF-23.
YF-23 bahkan menjadi legenda karena beragam alasan yang tak terbantahkan dan kini nasibnya tinggal kenangan.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Saat ini, YF-23 yang dikoleksi ditempatkan di Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat di Pangkalan Angkatan Udara Wright/Patterson (AFB) di Dyaton, Ohio, telah menjadi bukti bahwa terkadang desain terbaik masih bisa gagal.
Pesawat yang memiliki nama panjang Northrop-McDonnell Douglas YF-23A sendiri merupakan pesawat eksperimental yang berkompetisi pada akhir 1980-an dan awal 1990-an melawan YF-22A dalam sebuah program Advanced Tactical Fighter (ATF) Angkatan Udara Amerika Serikat.
Tujuan dari program ATF tersebut adalah untuk menemukan ganti pesawat tempur superioritas udara F-15 Eagle dan untuk mengatasi ancaman yang dirasakan dari Sukhoi Su-27 dan Mikoyan MiG-29 buatan Uni Soviet.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Dari tujuan tersebut tampak jelas bahwa YF-23 dipersiapkan untuk perang yang lebih dahsyat antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet di masa itu atau bahkan jika kemungkinan Perang Dunia III terjadi.
Saat program ATF berlangsung, beberapa perusahaan awalnya mengajukan proposal desain dan pada tahun 1986, Angkatan Udara Amerika Serikat memberikan kontrak demonstrasi kepada dua tim yang bersaing.
Dua tim yang bersaing adalah Northrop-McDonnell Douglas YF-23A melawan Lockheed-Boeing-General Dynamics YF-22A.